Chapter 6. Es Krim Merah (2)
Bian's Pov.
Paginya, aku dan tiga temanku berangkat ke sekolah seperti biasa. Sesuai kesepakatan kemaren, kami langsung pergi ke kedai es krim. Sampai di kedai es krim, Feli langsung memesan es krim rasa red velvet untuk kami.
"Kita duduk di dekat jendela saya ya," kataku.
"Iya, bagus juga kok disitu untuk foto-foto," kata Ziva.
"Yaudah, langsung duduk aja sambil nunggu Feli pesen,"
"Nih, es krim nya," ucap Feli.
"Makasih ya,"
"Iya,"
Ketika kami sedang makan es krim, 4 orang polisi masuk ke kedai. Aku berpikir mungkin mereka juga ingin memakan es krim disini. Tapi, tidak lama kemudian salah satu polisi menangkap orang yang ada di dalam kedai.
"Lah, itu bukannya pemilik kedai?" tanya Aris.
"Mungkin," jawabku.
"Lalu, kenapa polisi menagkapnya?" ujar Ziva.
"Entah," ujar Feli.
Polisi tadi langsung membawa orang tadi keluar kedai, aku dan ketiga temanku pun ikut keluar. Tiba diluar, aku bertanya kepada salah satu polisi. Polisi yang aku kenal sewaktu mengungkap masalah pembunuhan kepala sekolah kemarin.
"Permisi pak," ucapku.
"Eh Bian," ucap polisi itu.
"Ini ada apa ya pak? kenapa bapak itu ditangkap?" tanyaku.
"Begini Bian, bapak itu merupakan tahanan yang kabur.
"Tahanan?"
"Iya, sebenarnya beberapa bulan yang lalu dia sudah ditngkap. Karena dia sudah membunuh beberapa orang, dan mungkin darah dari orang yang dibunuhnya itu. Dijadikan sebagai campuran es krim, kemungkinan es krim yang berwarna merah,"
"Berarti tadi kita makan es krim yang dicampur dengan darah?" tanya Aris kepadaku.
"Mungkin,"
"Ya sudah, bapak permisi dulu ya," ucap polisi tadi.
"Iya pak,"
"Pantas saja rasa es krim itu aneh," ujar Feli.
"Lebih baik sekarang kita tidak usah beli es krim disini lagi, lagipula kedai ini juga akan ditutup nantinya," kataku.
"Aku langsung pulang saja deh," kata Ziva.
"Iya, sekarang kita pulang saja," ucapku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar