Alifah Nurcharissa Chaniago

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Chapter 12. Sebuah Gang Sempit (1)

Bian's Pov.

Pagi ini aku kembali masuk sekolah seperti biasa. Kali ini aku melewati sebuah gang sempit untuk menuju ke sekolah, aku memang sengaja untuk lewat sini. Karena, sudah lama aku tidak lewat sini, waktu dulu di gang ini sangat ramai warga. Tapi, entah mengapa sekarang semua itu sudah tidak terlihat disini. Hanya beberapa orang saja yang lewat gang ini.

Saat akan belok kearah kiri, menuju arah sekolah. Aku mencium bau tak sedap, itu membuatku bingung. Tapi, aku berpikir bahwa itu bau bangkai tikus, atau bau sampah mungkin.Tak mau buang-buang waktu, aku segera melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

Di depan gerbang sekolah, aku bertemu dengan ketiga temanku. Mereka bertanya kepadaku.

"Kamu berangkat lewat mana tadi?" tanya Feli.

"Lewat gang,"

"Gang mana? gang kan banyak,"

"Gang kenangan, gitu aja gatau," sahut Aris.

"Emang ada?" tanyaku.

"Ada, kenangan bersama mantan," jelas Aris.

"Mulai lagi kan," sebal Feli.

"Yang bener lewat gang mana?"

"Gang yang sempit itu loh," jawabku.

"Yang belakang rumahmu itu?"

"Iya," ucapku lagi.

"Pasti ramai kan," kata Ziva.

"Sepi banget malah," kataku.

"Kok bisa?"

"Ya bisa lah," ucap Aris.

"Kamu mending diem aja daripada kamu ngasal," ujar Feli.

"Aku serius ini, gang itu sepi karena..."

"Karena?"

Kring...kringg...

"Udah bel tuh, nanti lagi aja ceritanya," kataku.

"Oke lah,"

Saat istirahat.

"Sekarang ceritain apa yang kamu tahu tentang gang itu,"

"Dulu gang itu ramai, tapi semenjak suatu kejadian, gang itu menjadi sepi. Warga takut jika akan melalui gang, takut jika mereka yang menjadi korban selanjutnya," jelas Aris.

"Korban selanjutnya?" bingung Ziva.

"Iya, karena disitu hampir setiap hari ditemukan mayat,"

"Tapi, tadi pagi aku gak liat apa-apa," kataku.

"Kamu mencium bau yang busuk? atau bau yang gak enak gitu?" tanya Aris.

"Iya, aku berpikir mungkin itu bau sampah atau bau bangkai tikus,"

"Bisa jadi itu bau mayat manusia, karena pelakunya selalu meninggalkan korban di tempat dia membunuh. Sampai saat ini, belum ada warga yang tahu wajah si pelaku, karena mereka sudah takut duluan,"

"Aku jadi penasaran siapa pelakunya. Kapan pelaku itu melakukan aksinya?" tanya Ziva.

"Malam hari mungkin," jawab Aris.

"Bagaimana kalau besok pagi kita berangkat bersama lewat gang itu, dan malamnya kita datang lagi untuk melihat siapa pelaku itu?" usulku.

"Boleh juga,"

"Aku sih yes,"

"Ngikut aja dah,"

"Oke jadi kita besok kumpul di rumah Aris dulu, habis itu langsung berangkat lewat gang itu,"

"Jangan kesiangan, nanti kita telat," tambahku.

"Iya pak," kata Ziva.

"Siap," kata Feli.

"Iya sayang," ucap Aris.

"Aku masih suka cewe Ris," ujarku setelah mendengar ucapan Aris tadi.

"Yaudah sih, aku kan cuman becanda,"

"Hm,"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post