Chapter 11. Martabak Rasa Aneh (1)
Bian's Pov.
"Buah apel buah kiwi," ucap Aris.
"Cakepp,"
"Buah nanas buah pepaya," lanjut Aris.
"Lanjutt," seru Feli.
"Buah naga buah kiwi,"
"Itulah nama-nama buah," akhir Aris.
"Gak punya temen model ginian,"
"Udah ditugguin, eh malah gini,"
"Singkirin aja orang kayak gini,"
Ujarku, Ziva, dan Feli setelah menyelesaikan ucapannya.
"Lagian kan emang daritadi lagi absen nama-nama buah," bela Aris.
"Iyain biar cepet,"
"Aku ganteng aku diam," ujarku.
"Kayaknya Bian udah ketularan virus pede Aris," ucap Ziva.
"Ngomong-ngomong kita liburan sampai kapan?" tanya Feli.
"Sampai kapan kan ku buktikan..." ucap Aris.
"Aku tanya serius," sebal Feli.
"Aku gatau sampai kapan Fel, tapi kayaknya sampai dia jadi pacarku deh," ujar Ziva asal.
"Ck, serius,"
"Nikmati aja liburannya, gak usah mikirin sampai kapan. Nanti kalau udah selesai juga kita berangkat sekolah kok," kataku.
"Iya juga," kata Feli.
"Ini gak ada makanan gitu?" tanya Aris kepada Feli.
"Emangnya rumahku warung,"
"Ya kan kita tamu Fel," bela Aris.
"Tamu apa yang langsung masuk rumah orang," sebal Feli.
"Ya maap beb," kata Aris.
"Oh, jadi kamu selingkuh sama Feli selama ini?" tanya Ziva.
"Ya enggak lah, Feli galak mana mau aku sama dia. Mending sama kamu yang lucu," kata Aris.
"Udah lah gak usah mulai dramanya," kesalku melihat mereka bertiga.
"Iri bilang bos," sahut Aris, Feli, dan Ziva bersamaan.
"Ngapain iri sama orang kayak kalian, unfaedah banget," ucapku.
"Ini beneran gak ada makanan gitu, remahan biskuit juga gapapa loh Fel," ujar Aris lagi.
"Tenang, ada makanan di dapur. Gak remahan biskuit kok, tega banget aku ngasih temen sendiri remahan biskuit. Bentar aku ambil dulu," ujar Feli sambil pergi ke dapur.
"Ya kirain gitu,"
"Udah gak galau-galau lagi nih ceritanya?" tanyaku pada Aris.
"Siapa juga yang galau?" tanya Aris balik.
"Kamu lah, dasar sad boy," ujar Ziva kepada Aris.
"Udah lah, gak usah ribur terus. Di rumah orang ini," kataku.
"Owh aja sih," kata Aris dan Ziva.
"Dasar," sebalku.
Beberapa menit kemudian, Feli kembali dengan sebuah nampan.
"Nih, di rumah cuman adanya martabak,"
"Gapapa lah Fel," ucap Ziva.
"Rasa apa nih martabaknya?" tanya Aris.
"Rasa yang pernah ada," jawab Feli.
"Rasa yang tertinggal dihati mantan," jawabku.
"Rasa yang tulus tapi di sia-siakan," sambung Ziva.
"Keliatan banget kalau kalian semua itu..." ucap Aris.
"Apaa?"
"Sad boy and sad girl,"
"Aku tak peduli dengan ucapanmu,"
"Serius ini martabak rasa apa? kok aneh?"
"Tadi itu martabaknya aku kasih bubuk strawberry, soalnya kurang manis" jelas Feli.
"Kita bukan temen Fel," ucap Feli.
"Kita bukan friend beb," ujar Ziva.
"Ku hanya diam," kataku.
Gimana gak aneh? martabak telor dikasih bubuk strawberry hanya karena kurang manis. Feli itu memang ada-ada saja .
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar