Chapter 1 : Perkenalan
CHAPTER 1
PERKENALAN
“Dek, nanti kakak gak bisa jemput, ada kelas tambahan, nanti adek naik ojol aja ya,” Alika tak mengerti itu suruhan atau pertanyaan.
“Heem.” Jawabnya singkat. Tanpa basa basi Alika menyerahkan helmnya dan langsung memasuki sekolahnya.
“Siapa tadi Al?” tanya seseorang tiba-tiba
‘Astaghfirullah kaget,” latah Alika spontan
“Lo kagetin gw aja Cin,” kesal Alika
“Tadi itu siapa Al?” tanya cintia lagi tanpa menghiraukan pernyataan Alika yang sedang kesal Karen perbuatannya itu.
“Tadi yang nganterin lo, di depan gerbang,”
“Oh… itu abang gw,” jelas Alika
“Abang lo ganteng juga, kok gak pernah dikenalin ke gw?” tanya Cintia sambal mengkerutkan keningngya.
“iyalah ganteng, orang cowok. Kalau cowok cantic kan gak lucu,” canda Alika. Temannya itu selalu begitu. Kalau melihat cowok ganteng sedikit saja bagaikan singa yang kelaparan.
“iihh gw serius, kenapa gak lo gak pernah cerita tentang abang lo ke gw?”
“siapa lo?” ketus Alika
Sesampainya dikelas terlihat desy sedang membaca buku kimia. Desy si anak kutu buku, itu menurut Alika.
“Fina belum datang, Des?” tanya Alika
“belum, mepet masuk mungkin,” jawab desy singkat
“ayolah Al kenalin abang lo ke gw yah. Please,” minta cintia memohon. Sedari gerbang sampai kelas, Cintia memohon untuk dikenalkan dengan kakaknya Alika. Menurut Alika, kakaknya itu tampan, punya mata hazel dan bahu yang lebar membuat charismanya naik level. Bukannya Alika tidak mau meperkenalkan kakaknya itu kepada Cintia, tetapi ia tidak pernah mengetahui bahkan tidak pernah melihat kakaknya itu dekat dengan perempuan. Jangankan dekat, kalau belajar kelompok dirumah saja semua temennya yang dibawa kerumah tidak pernah ada yang perempuan.
“gw gak mau Cin, gw gak bisa maksa Kak Kean buat suka sama lo” jelas Alika jengah
“oohhh… jadi namanya Kean,” gumam Cintia
“gak papa Al. Lo kenalin aja dulu ke gw, masalah suka apa nggaknya tuh urusan belakangan,” pinta Cintia
“ngomongin apa sih kalian?” tanya Fina yang sudah duduk di sebelah Alika. Tempat duduk mereka hanya depan belakang. Alika dengan Fina, sedangkan Cintia dengan Desy di depan mereka.
Kriiing…
Belum menjawab pertanyaan Fina bel berbunyi dan guru jam pertama masuk kelas.
o
“Assalamualaikum princess salihah pulaaaaang,” ucap Alika seraya memasuki rumahnya
“Wa,alaikumussalam. Kok pulangnya sore banget dek?” terlihat abanganya itu sedang menonton tv.
“abangke kok sudah pulang? Katanya tadi ada kelas tambahan,”
“orang tanya dijawab dulu, bukan balik tanya,”
“hehe iya, tadi ngerjain tugas kelompok di rumahnya Desy,”
“lain kali izin dulu sama mama, biar mama gak khawatir,” Mamanya datang sambil membawa camilan ditangannya. Emang pas banget. Pulang sekolah, capek, langsung dapat camilan. Mamanya itu memang the best. Dengan posisi masih memakai seragam dan tas yang masih setia dipunggung, Alika mencomot camilan itu.
“Dih jorok banget lo, Dek. Pulang sekolah tu bersih-bersih dulu baru makan.” Cibir abngnya. Abangnya memang suka begitu apalagi kalua Alika sedang terimpa sial, bisa-bisa Alika menjadi bulan-bulanan kakaknya.
“biarinlah bang, udah terlanjur juga. Lagian itu camilannya yang bilang sendiri ‘Alika ayo cepat makan aku, makan aku sekarang’ gitu,” ucap Alika enteng
“Oh ya Abangke katanya ada kelas tambahan. Bohong ya?” tunjuk Alika curiga
“tadi awalnya emang gitu, tapi dosennya ada acara katanya. Jadinya gak jadi,” jelas abangnya itu
“mandi sana dek. Bau tau,’ lagi-lagi abangnya mengejeknya. Alika heran abangnya gak capek apa mengejek dirinya terus.
“nih bau nih,” ucap Alika sambil mengibaskan tangannya ke ketiaknya yang diarahkan untuk abangnya.
“jorok lo, Dek,” Ucap Kean jijik
Arum hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya itu.
o
“Duh mampus hamper aja gw telat,” gumam Alika sambil berjalan terburu-buru menuju kelasnya.
“tumben siang banget lo,” entah darimana Desy sudah berada disebelahnya.
“iya ehe, tadi malem maraton drakor,”
Setibanya dikelas Cintia dan Fina asik membicarakan sesuatu. Baru saja Alika mendudukkan pantatnya pada kursi sudah terdengar teriakan yang membuat teman-teman kelasnya menatap mereka heran.
“Alikaaaaa lihat deh kakaknya ganteng banget,” heboh Fina dengan suara melengkingnya
“itu kakak kelas?”
“iya. Kelas XI MIPA 6”
“kok gw baru lihat?” tanya Alika heran
“SUMPAH??!! Dia tuh anak rohis sama PMR. Famous banget gegara gantengnya minta ampun,” sekarang giliran Cintia yang heboh
“lo salat di masjid gak pernah liat beneran? Lo kudet banget Al,” cibir Desy
Dikatain kudet Alika mengerucutkan bibirnya.
“ya lagian kita baru masuk sekolah 2 minggu mana bisa langsung tau itu kakak ganteng,”
“WOYYY BU RIKA DATANG!!” itu suara Hanifan sang ketua kelas yang muncul dari pintu. Kelas yang semula ramai seperti pasar berubah drastic menjadi sepi, hening bak kuburan. Bagaimana tidak, Bu Rika, guru Bahasa inggris merupakan guru yang terkenal killer di SMA Bhakti Buana.
o
Malamnya, setelah makan malam Alika kembali ke kamar. Dia bingung harus melakukan apa. Dia memutuskan untuk membuka aplikasi hijau berlambang telepon di HPnya. Banyak pesan yang masuk, tetapi ia lebih tertarik untuk membuka grup yang dibikin oleh Desy beberapa hari yang lalu. Grup itu berisi 4 orang. Dirinya, Desy, Cintia, dan Fina.
GOOD GIRLS J
Cintia : gila tadi gw buka sosmed kakaknya yang ganteng itu, diprivasi masak
Fina : gantengnya minta dikarungin T_T
Desy : kakaknya sombong itu
Fina : dia gak sombong, Cuma menjaga akunnya biar gak kemasukan cewek centil
Cintia : sirik ae lu, Des
Alika : emang nama kakaknya siap sih?
Desy : Naufal Fadhil Alfarizqi
Cintia : namanya aja bagus apa lagi orangnya :v
Fina : kakaknya suruh munduran dikit napa
Desy : emang kenapa kalua maju?
Fina : GANTENGNYA KELEWATAAAN!!
Alika : sa ae lu
Cintia : tapi masih gantengan abang lu Al. ya kan Al @Alika?
Alika : terserah lu bambank!
Tiba-tiba saja HP Alika mati
“aaa HP gw mati. Kenapa tadi gak gw charger sih” kesal Alika pada dirinya sendiri
Setelah menemukan chargernya Alika menancapkannya pada stop kontak.
“sial. gw jadi bingung mau ngapain,” umpat Alika
“Astaghfirullah, Alika gak boleh mengumpat,” ucapnya pada diri sendir
Ia melihat benda persegi besar di atas meja belajarnya.
“gw marathon drakor aja,” pikirnya
Meskipun Alika berjilbab bukan berarti ia sangat kalem. Alika tidak seperti itu. Alika anak yang bisa dibilang agak pecicilan. Ia juga menyukai korea, apalagi KPOP dan KDrama. Alika menyalakan benda persegi itu dan melihat drakor yang belum pernah ia tonton sebelumnya. Alika mulai terhanyut dalam dunia hallyu.
“AAAA GILA LEE MINHO GANTENG BANGET” teriak Alika histeris
Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Nampak sosok laki – laki yang tengah membawa bantalnya berdiri di depan pintu dengan tatapan kesal dan rambut yang acak acakan.
“Dek tidur. Dah mala mini, gak usah teriak-teriak ganggu orang tidur,” ucap Kean kesal. Memang kamar dirinya dan kakaknya itu hanya bersebelahan.
“ye maaf bang. Abis Lee Minho ganteng banget sih, jadi pengen gw nikahin,” ucap Alika sambil menyengir
“Halu. Kalau lu nikah sama tu orang yang ada anak lu transparan,” ketus Kean
“sirik mulu. Doain napa bang,” Alika memanyunkan bibirnya. Bagi Kean saat Alika seperti itu sangat lucu. Seperti anak kecil
“terserah. Kalau lu teriak-teriak lagi, gw bakar tu laptop,” ancam Kean
“sadis bener,” Alika merinding. Walaupun itu hanya ancaman tapi menurut Alika abangnya tidak pernah seserius itu.
“bodo amat,” kesal Kean sambil menutup pintu
o
“eh buset… mata lo kenapa, Dek? Kantung mata lo gede banget,” tanya Kean terkejut
Mamanya yang sedang menyiapkan sarapan pun ikut terkejut
“biasa bang, efek liat cogan tadi malem,”
“lu gak tidur dek?”
“ya begitulah,”
“papa kemana mah?” tanya Alika
“papa berangkat duluan, mau keluar kota katanya,”
“yaudah Alika berangkat dulu ya mah.” pamit Alika
“naik apa? Gak bareng sama kakak kamu?”
“gak mah. Mau naik angkot aja. Sekali-sekali.”
“biarin aja mah. Biar mandiri. Itung-itung ngirit bensinnya Kean, Mah,” cibir Kean
“apa sih lu bang. Gak jelas lu. Pamit mah. Assalamualaikum,”
Sesampainya di kelas Alika melihat Fina dan Cintia masih heboh dengan kakak kelasnya itu.
“ Elah. Dari kemarin masih ributin Kak Naufal mulu,” ucap Alika terheran
“tau tuh mereka. Perasaan b aja,” tambah Desy. Diantara mereka berempat hanya Desy lah yang tidak terlalu mepedulikan cowok.
“GAK YAA. Kakaknya tu cocok banget buat jadi ‘MOST WANTEDnya’ SMA Bhakti Buana” ucap Fina tak terima
“mana coba yang katanya ganteng?” tanya Alika penasaran
“ini. Kurang perfect apa coba,”jawab Cintia sambil menunjukkan HPnya kepada Alika
“nggak tuh. B aja,” kata Alika santai. Entah kenapa menurut Alika itu tidak ada apa-apanya. Atau karna selera Alika yang terlalu tinggi atau kebanyak lihat drakor yang berisi segudang cogan.
“kek gini lo bilang b aja? Kalua lo besok suka juga tau rasa lu,” ucap Fina dengan penuh penekanan yang diangguki Cintia.
“tapi tenang Al, dihati gw nomor 1 Cuma kakak lo seorang,” kata Cintia bangga
“gak peduli,” jawab Alika singkat
“perhatian semuanya,” suara khas cewek mengalihkan perhatian mereka. Seorang cewek berdiri di depan kelas. Alika rasa itu kakak kelas. Disampingnya berdiri 2 cowok. Yang satu Alika tau namanya, karena sejak kemarin Cintia dan Fina membahas hal iyu. Ya, dia Kak Naufal. Tapi Alika tidak tahu siapa nama 2 kakak kelas lainnya.
“gila ada Kak Naufal,” pekik Fina pelan. Terlihat Fina sangat menyukai laki-laki itu. Itu yang ditangkap Alika dari perilaku Fina dan sorot matanya.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan nama kakak Shafa Salsabila kelas XI IPS 1.”
Kak Shafa. Cantik. Itu yang ada di pemikiran Alika.
“perkenalkan nama kakak Gilang Pradipta, kelas XI MIPA 2,”
“perkenalkan kakak Naufal Fadhil Alfarizqi,”
“waahhh suaranya astaghfirullah,” Cintia dan Fina mulai heboh lagi. Bahkan Alika dan Desy sampai jengah kelakuan mereka seperti itu.
“jadi kami dari anggota rohis akan mengadakan open member, bagi yang berminat nanti silahkan mengisi formulir yang diberikan. Sebelumnya kakak akan menjelaskan apa itu rohis,”
Alika memerhatikan penjelasan Kak Shafa dan iya beniat untuk mengikuti organisasi rohis.
“baik. Ada yang minat mengikuti rohis? Silahkan angkat tangan akan kami bagi formulirnya,” kali ini suara Kak Gilang. Dan Kak Naufal bertugas untuk membagikan formulirnya.
Beberapa teman Alika mengangkat tangan, termasuk Alika dan tiga temannya. Setelah formulir dibagikan, mereka diberi waktu untuk mengisi formulir itu dan mengumpulkan.
“oh ya, kita akan mengadakan seleksi wawancara untuk calon anggota rohis. Waktunya besok pulang sekolah berkumpul di Masjid An-Nur,” jelas Kak Shafa
Di SMA Bhakti Buana memang disediakan fasilitas Masjid untuk salat. Namanya masjid An-Nur. Dari penjelasan Kak Shafa nama masjid itu yang digunakan untuk nama rohis di SMA ini.
“sekian dari kami, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,”
“wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,’ jawab mereka serempak
Baru saja Kak shafa dan temannya keluar kelas Fina mulai heboh lagi.
“anjir. Tadi Kak Naufal yang bagiin formulirnya. Dugun dugun hati ini,” itu suara Fina
“alay,” komentar Desy
“gak bisa lihat temen seneng dikit lu,” ucap Fina sengit
“bodo amat,” kata Desy
“besok pulsek ke masjid bareng-bareng ya,” pinta Cintia menengahi yang hanya dijawab anggukan oleh mereka bertiga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar