Navigasi Web
Guruku Punya Cerita
Sumber : Pribadi

Guruku Punya Cerita

Guruku Punya Cerita

Ada sebuah pepatah yang sangat terkenal “Laut sedalam apapun bisa diselami tetapi hati orang siapa yang tahu”, sehingga siapapun tidak akan mampu menyelami hati dan perasaan orang lain. Kalaupun ada seseorang yang pas memberi pertolongan seperti yang terdetik dan diharapkan dalam hati, itu hanya kebetulan atau mungkin berdasarkan fenomena fisik yang bisa dipelajari dalam ilmu psikologi.

Guruku Punya Cerita, Rupanya pepatah diatas tidak berlaku bagi seorang Guru seperti bapak wahyu terhadap hati para muridnya. Bapak wahyu tau pasti mengetahui gerak-gerik hati setiap muridnya dan seorang murid tidak bisa menyembunyikan apapun yang terdetik dalam hati di hadapan bapak wahyu. Hal tersebut sebagaimana yang terjadi pada diri penulis yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang, yaitu ketika berbohong saat tidak mengerjakan tugas PR, yang ternyata kami mengerjakannya di sekolah.

Saya Albaihaqi Anshor menyadari dan mengakui sangat malas untuk melakukan Pekerjaan Rumah (PR), mungkin karena saya sedang tak enak badan saat itu. Sehingga ketika bapak wahyu melihat kearah saya, terdetik dalam hati mudah-mudahan jangan lah di suruh ke depan karena tugas PR belum selesai. Singkat kata bapak wahyu memanggil saya ke depan kelas dan meminta presentasi ke depan kelas. Akhirnya ketahuan saya tidak mengerjakan tugas. Beliaupun memberikan hukuman berupa membersihkan halaman sekolah.

Teman-teman masih ingat tidak, semboyan ki Hadjar Dewantara? Yang berbunyi :

(1) Ing Ngarso Sung Tulodo : Dilihat dari asal katanya, maka ing ngarso sung tuladho itu berasal dari kata ing ngarso yang diartikan di depan, sung (lngsun) yang artinya saya, dan kata tulodo yang artinya tauladan. Dengan demikian arti dari semboyan ki Hadjar Dewantara yang pertama ini adalah ketika menjadi pemimpin atau seorang guru harus dapat memberikan suri tauladan untuk semua orang yang ada disekitarnya.

(2) Ing Madyo Mbangun Karso : Dari asal katanya, maka Ing Madyo Mbangun Karso berasal dari kata Ing Madyo yang diartikan di tengah-tengah, mbangun yang memiliki arti membangkitkan dan karso yang memiliki arti bentuk kemauan atau niat. Dengan demikian makna dari semboyan Ki Hadjar Dewantara yang kedua ini adalah seorang guru di tengah-tengah kesibukannya diharapkan dapat membangkitkan semangat terhadap peserta didiknya.

(3) Tut Wuri Handayani : Dari asal katanya, Tut Wuri Handayani, dirangkai dari kata tut wuri yang memiliki arti mengikuti dari belakang da kata handayani yang memilki arti memberikan motivasi atau dorongan semangat. Dengan demikian semboyan ki Hadjar Dewantara yang ketiga ini memiliki makna bahwa seorang guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat kepada peserta didik ketika guru tersebut berada di belakang.

Setidaknya maknanya seperti itu, yang apabila di Gabungkan ”Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” artinya ”Di Depan Menjadi Panutan atau Contoh, Di Tengah menjadi Penjalar atau Penyeimbang sepantara, dan di Belakang melakukan Dorongan (prajurit, ibaratnya)” sungguh Indah bukan? Seperti itulah karakter bapak wahyu yang merupakan guru favorit kami. Beliau menjadi panutan atau contoh, di tengah menjadi penyeimbang dan di belakang melakukan dorongan agar kami semangat untuk belajar.

Menurut sudut pandang saya, guru seharusnya sosok yang digugu dan ditiru. Ditangannyalah dititipkan kaum muda, seperti kami yang untuk dikembangkan menjadi insan yang menjunjung tinggi moralitas dan martabat kemanusiaan. Jangan tanyakan berapa gaji yang diperoleh seorang guru, karena itu tak sebanding dengan apa yang mereka lakukan untuk mencerdaskan anak bangsa Indonesia. Dedikasi dan jasa guru pada upaya pencerdasan bangsa akan selalu terukir sekalipun napas sudah berpisah dari raga.

Peran guru bagi seorang siswa bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan. Lebih dari itu guru bagaikan seberkas cahaya penerang masa depan. Guru tidak sekedar menjadi idola, tapi juga pendidik, pembimbing dan penuntun. Banyak pengalaman yang akan selalu melekat dalam ingatan siswa. Sebab interaksi guru dan siswa selalu istimewa. Bahkan dapat berdampak besar terhadap masa depan siswa.

Seperti halnya orangtua, guru begitu berarti dalam hidup kita. Karena jasanya kita bisa membaca, menulis berhitung dan mengetahui berbagai ilmu dan pengetahuan. Dalam mengajari anak didiknya, guru senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus. Seorang guru begitu bahagia melihat murid-muridnya bisa sukses tanpa mengharapkan balasan.

Itulah sepenggal Guruku Punya Cerita, oleh karena itu guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa yang patut diapresiasi. Guru bukan mengajar dari buku, melainkan dari hati. Itulah yang selama ini engkau lakukan pada kami pak wahyu. Terima kasih guruku yang tercinta. Kasihmu sepanjang masa. Engkau Guruku Cahaya Penerang Masa Depan. Selamat Hari Guru Nasional tanggal 25 November 2023. semoga Allah SWT membalas semua kebaikanmu guruku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post