IBU ANUGERAH TERBAIK UNTUKKU
IBU ANUGERAH TERBAIK UNTUKKU
Aku bukanlah seorang anak yang begitu menurut pada ibuku, tapi semenjak kejadian ini aku merasa bahwa aku harus mengubah sikapku menjadi lebih baik kepada ibuku karena aku tau ibu adalah anugerah terbaik untukku.
Semua itu berawal dari aku yang beruntung karena terpilih menjadi salah satu peserta pada lomba tartil tingkat kabupaten, aku merasa takut awalnya, aku yang baru duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar harus menghadapi lawan yang mungkin lebih berpengalaman dariku, tapi berkat dukungan ibuku aku berani melangkah mengikuti lomba itu.
Aku datang bersama ayah dan ibuku dengan mengendarai sepeda motor, lokasi tempat pawai itu cukup jauh dari rumahku, sekitar 12 km. Sepanjang perjalanan ibuku tak henti menyemangatiku dan mendoakan yang terbaik untukku.Aku tak ingat hari itu hari apa tapi hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan, pagi itu aku dan semua peserta membentuk barisan pawai pada setiap kontingen kami, tujuan pawai kami adalah ke tempat gedung perlombaan di laksanakan.
Pawai hari itu dilaksanakan dengan jalan beramai-ramai sejauh 3 km, aku berada di barisan paling depan kontingenku karena tubuhku lebih kecil dan pendek dari yang lain, tanpa sepengetahuanku ibuku diam-diam mengikuti barisan kami dari belakang, bukannya menaiki sepeda motor justru beliau malah ikut berjalan kaki bersama kami.
Sekitar 150 m mendekati lokasi tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebat, kami sedikit berlari-lari kecil agar tak begitu basah, dulu aku benar benar alergi dengan air hujan, sebentar saja aku bisa menggigil dan demam, sewaktu aku berlari aku merasakan ada seseorang yang menutupi kepalaku dengan kedua tangannya, aku menoleh dan sontak aku terkejut karena orang itu adalah ibuku, melihat wajah nya yang lelah serta pucat karena kedinginan tanpa sadar aku meneteskan air mata ditengah hujan yang mengguyur wajahku.
Saat itu, aku bertanya pada ibuku sejak kapan beliau mengikutiku, padahal yang ku tahu para orang tua menunggu anaknya di tempat perlombaan yang mana itu adalah tujuan pawai kami, ibuku menjawab dengan suara keras karena memang hujan yang membuat suara lembutnya itu tak terdengar, ia berkata bahwa ia sudah sedari awal mengikuti ku.Tangis ku pun memuncak karena aku merasa bahwa ibuku sangat menyayangi dan melindungiku, namun itu bukanlah hanya sebuah perasaan tapi itu adalah sebuah kenyataan, kenyataan yang tak pernah ku perdulikan. Diiringi hujan lebat aku mengucapkan maaf dan terimakasih pada ibuku karena selalu rela melakukan apapun demi diriku, semua perlakuan ibuku padaku istimewa, ibu memang wanita terbaik untukku, aku kan selalu menyayanginya hingga akhir hayat ku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar