Last Letter
"Paketttt…!"
Teriakan tukang paket membangunkanku dari tidur siangku, aku yakin sekali surat kali ini untukku.
Ini pasti dari sahabatku, Dita. Aku dengan Dita sudah hampir enam bulan saling bertukar surat, awalnya kami berkenalan dengan tidak sengaja, pada awalnya aku mendapat surat tidak dikenal, saat aku cek ke kantor pos, ternyata surat itu memang nyasar.
Surat itu dari Dita yang bermaksud mengirimnya ke rumah neneknya, kebetulan alamatnya hampir sama dengan alamat rumahku.
Semenjak saat itu kami menjadi sahabat pena, Dita dan aku mempunyai hobi yang sama yaitu menulis.
Yup, ternyata benar surat itu dari Dita, segera saja aku membuka amplop yang berwarna biru. Aku dan Dita sepakat jika memakai amplop yang berwarna merah jika saling berkirim surat.
02 Mei 2023
Nada, tak terasa hampir enam bulan kita saling berkirim surat. Aku sangat senang sekali kejadian yang kebetulan enam bulan yang lalu, menjadi kebetulan yang sangat indah bagiku.
Oh ya, bulan depan aku berencana mengunjungi kotamu, aku ingin menghabiskan liburan di rumah nenekku, dan aku juga berencana mengunjungimu, aku sangat ingin bertemu kamu secara langsung.
Sekian dulu ya, aku menunggu balasanmu.
Salam hangat,
Dita
Waaah, aku senang sekali membacanya, ternyata Dita akan mengunjungimu bulan depan. Segera saja aku bilang kepada ibuku tentang rencana Dita yang akan berkunjung kesini, setelah itu aku langsung menulis surat balasan kepada Dita.
06 Mei 2023
Diiitaaaa, wah aku senang sekali kamu mau mengunjungiku, tentu aku bersedia, aku juga telah bilang kepada ibuku, ibuku juga senang, aku harap nanti kamu akan menginap dirumahku selama beberapa hari, aku mempunyai segudang rencana menarik untuk kita lakukan bersama.
Kamu akan kesini bulan depan kan? Itu berarti beberapa hari lagi.
Hati hati di jalan ya Dita.
Salam hangat
Nada
Tidak terasa hari ini hari terakhir sekolah sebelum liburan, berarti Dita akan ke rumahku beberapa hari lagi, aku segera mandi dan berpakaian untuk pergi ke sekolah, sebelum itu aku sarapan sebentar lalu berpamitan ke orang tuaku untuk pergi ke sekolah. Kebetulan jemputanku juga sudah datang.
Akhirnya pengumuman dari sekolah yang aku tunggu tunggu datang juga, sekolah akan libur akhir tahun, teman-teman disekolahku sangat ramai, tidak salah lagi, mereka bercerita rencana mereka saat liburan nanti.
Tak terasa bel tanda akhir sekolah sudah dibunyikan, keadaan kelas makin ramai saja. Setelah mengucapkan selamat liburan, kami pun naik mobil jemputan masing masing.
Di tengah perjalanan aku teringat mimpiku tadi malam, di mimpiku aku melihat Dita memakai gaun putih yang indah dan tersenyum padaku, tapi makin lama sosok Dita makin jauh, aku mencoba mengejarnya tetapi tidak bisa .
Mengapa ya, aku bermimpi seperti itu tadi malam.
“Ah, mungkin aku terlalu senang Dita akan mengunjungiku” pikirku.
“Aku pulang…” teriakku.
Tidak seperti biasanya, biasanya ibuku selalu menyambutku saat aku pulang sekolah. Ternyata ibuku ada di ruang keluarga. Disitu aku melihat ibuku menangis sedih.
“Ada apa bu??” desakku.
Ibuku menatapku, lalu berkata.
“Ibu harap kau tabah.”
“Ada apa bu, ada apa??” tanyaku setengah berteriak, karena aku bingung apa yang sebenarnya terjadi.
“Temanmu, Dita, telah mengalami kecelakaan pesawat” kata ibuku terisak-isak.
“Apa?” kataku heran.
Lalu aku segera mengambil remote tv yang tergeletak disitu dan segera menyalakan tv. Di TV ditayangkan gambar yang sangat mengerikan, sebuah serpihan pesawat yang terombang-ambing di laut lepas.
Reporter di TV mengatakan pesawat itu telah meledak di udara, dugaan sementara tidak ada satupun korban selamat.
“Tapi kan bu, belum tentu Dita ada di dalam penerbangan itu.” tanyaku cemas.
“Tidak, Nada. Nenek Dita tadi menelpon ibu, dan menyampaikan berita ini” jawab ibuku sedih.
Tidak terasa, air mata telah membasahi pipiku, aku tidak bisa mengatakan apa-apa, disekelilingku terasa berputar, dan tiba-tiba gelap. Aku pingsan.
Tidak terasa sudah genap sebulan setelah kecelakaan pesawat itu, jasad Dita belum juga diketemukan, diliburanku kali ini, aku merasa tidak bersemangat karena kejadian tersebut, keluargaku mencoba untuk menghiburku, tapi itu sama sekali tidak bisa membantu.
"Paketttt…!!!
Teriakan tukang paket membuyarkan lamunanku.
“Aku malas untuk keluar, biar ibu saja yang mengambil suratnya” pikirku.
"Paketttt…!!!
“Urgghhh, mana sih ibu?” gerutuku.
Aku ingat, aku sedang sendirian dirumah, ibu sedang arisan RT. Segera saja aku berlari keluar untuk mengambil surat itu. Ternyata abang paket mengantarkan sebuah kotak yang ditujukan kepadaku.
Setelah mengucapkan terimakasih kepada tukang paket, aku masuk dan membuka isi dari kotak itu. Isi kotak itu adalah bungkusan plastik yang didalamnya ada kertas-kertas yang dijilid rapi dan sebuah amplop yang berwarna… BIRU.
Aku membuka isi dari surat itu dan membacanya.
Juni 2023
Sahabatku Nada, saat kamu membaca surat ini, mungkin ini menjadi surat terakhir dariku, maaf Nada, aku tidak bisa menepati janjiku untuk liburan bersama denganmu.
Nada, aku ada satu permintaan, semoga kamu menyanggupinya.
Kamu ingat kan, aku pernah bercerita kalau sedang menyelesaikan menulis novel, aku ingin kamu menyelesaikannya.
Nah Nada, meskipun kita belum pernah bertemu langsung, tapi kamu adalah sahabatku terbaiku.
Dan aku minta maaf karena tidak bisa menepati janji, terima kasih ya Nada, kamu telah menjadi sahabatku.
Salam persahabatan
Dita
Air mata kembali membasahi pipiku setelah membaca surat itu, dan aku mengambil kertas-kertas yang dijilid itu, itu adalah naskah novel yang belum sempat diselesaikan oleh Dita.
“Tentu Dita, aku bersedia dengan senang hati menyelesaikan novelmu, aku akan mengerjakannya sebaik mungkin, semoga kamu tenang di alam sana” kataku dalam hati.
Yah, memang, didunia ini memang banyak kejadian yang tak terduga.
Persahabatanku dan Dita diawali dengan kejadian yang terduga, dan diakhiri dengan kejadian yang tak terduga juga.
Dan juga, di dunia ini tak ada yang abadi.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, entah cepat atau lambat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar