Kala itu adalah saat perencanaan keberangkatan pertama Nathan kepondok pesantren. Kehidupan barunya akan dimulai dari saat ini. Mungkin cukup berat untuk anak seusia nya, yang baru berumur 6 tahun, kelas 1 SD. Tak ada pilihan lain baginya. ilmu memang harus dijemput, dimana pun tempatnya.

“mamah nanti kita akan berangkat kapan?” Tanya Nathan, “kita berangkat fajar sayang” jawab mamah. Mendengar kata-kata mamah, ia langsun bergegas menuju kamar untuk menyiapkan barang-barang yang perlu dibawa.

***

Fajar menjelang. “Nathan sayang.. bangun yuk, kita berangkat!” terdengar suara mamah membagunkan sang bocah laki-laki yang tertidur lelap. Sayangnya Nathan tak menjawab. Mamah membelai rambut Nathan yang acak-acakan sembari berkata “sayang… ayo nak bangun! Jadi ke pesantren tidak?” ternyata suara itu terdengar oleh Nathan, “iya mah, aku bangun” ucap nathan yang masih setengah sadar. Nathan bangun dari ranjang nya, pergi menuju kamar mandi untuk mandi dan wudhu, tak lupa ia menggosok giginya. Sedangkan mamah sibuk menyiapkan sarapan untuk mengganjal perut dan bekal untuk dijalan.

“Mamah, Papah dimana?” tanya Nathan, “Papa sedang bersiap dikamar, nak..“ jawab mamah singkat. Tanpa basa basi Nathan langsung menuju kamar yang dimaksud oleh mamahnya dan mengintip, “Papah?”, “iya” jawab Papah, “bunda aura tidak ikut?” tanya Nathan sembari berjalan masuk, Papah terdiam sebentar dan menjawab “bunda aura sedang sibuk Nathan..” jawab Papah. Nathan terdiam dan keluar dari kamar itu.

Semua sudah siap, mereka pun berangkat, tepat pada pukul 04. Saat dijalan Nathan tertidur, perjalanan dari Jakarta kesolo memang sangat jauh, butuh waktu 5 jam perjalanan. Mamah melihat Nathan yang tertidur, perasaan mamah menjadi tercampur aduk, di satu sisi ia sedi karena harus meninggalkan sang buah hati, dan disatu sisi ia senang bahwa anak terakhirnya akan menuntut ilmu.ia ikhlas kan saja niatnya itu, semoga kelak sang anak menjadi anak yang membanggakan dan berbakti.