KISAH PERJUANGAN IBUKU

Saat ini, ibuku telah berumur 50 tahun. Ibuku tinggal di perdesaan, dilingkungan yang sangat asri dan indah. Pekerjaan ibuku adalah guru SMK. Lima belas tahun yang lalu, ia telah melahirkan seorang anak yang sangat lucu. Anak itu adalah aku, anak laki-laki yang sangat manja kepada ibunya.

Aku mempunyai 2 saudara laki-laki, yang pertama berumur 6 tahun dan yang kedua 5 tahun. Seumur itu, kami masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu dan bapak. Tetapi ibu tetap semangat dan tegar untuk mengasuh kita bertiga, meski anak-anaknya masih kecil. Ia tak kenal lelah walau tangisan anaknya membuat ia terkadang gelisah. Ibuku tetap sabar menjalankan kewajibannya.

Demi masa depan yang cerah untuk ketiga anaknya, yang menjadi buah hatinya. Tentu saja, ibuku tidak mengasuh sendiri, ia mempunyai seorang suami yang juga bekerja sebagai guru. Beliau sama-sama bekerja di SMK. Ayahku dan ibuku mengasuh kami bertiga, dengan sabar dan penuh kasih sayang.

Disuatu malam, aku menangis meminta susu, karena merasa kehausan. Ibuku kaget terbangun dan langsung membuatkan susu untukku, meski masih terkantuk-kantuk. Betapa besarnya kasih seorang ibu kepada anaknya. Ia rela pulang pergi demi untuk mendapatkan seupah uang, yang dipergunakan untuk keperluan anaknya.

Betapa sayangnya seorang ibu kepada kita. Tapi mengapa masih ada seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Sampai-sampai ada yang membantah bahkan berani membentak ibunya. Yang berlebihan lagi, ia rela memukul ibunya sendiri. Hanya karena permintaan anaknya yang tidak terpenuhi.

Sadarlah kalian, Mengapa kalian tega membuat ibu kalian menangis? Padahal dialah yang mengasuh dan membesarkan kita. Dia adalah yang menyekolahkan kita, membimbing kita. Sampai kita menjadi besar dan sukses seperti sekarang ini.

Kita ingat bahwa surga ada ditelapak kaki ibu, maka dari itu mari kita jaga ibu kita. Kasihanilah mereka seperti mereka mengkasihani kita sejak dulu. Jika kalian mengetahui cerita Rukmini dan orangtuanya. Disaat erupsi gunung Semeru pekan lalu, Orang tua Rukmini sudah tidak kuat untuk lari menyelamatkan diri. Justru orang tuanya menyuruh Rukmini untuk lari meninggalkan dia, agar anaknya terselamatkan dari letusan gunung Semeru. Tetapi Rukmini menolak dan memilih memeluk sang ibu, hingga pada akhirnya mereka berdua meninggal dalam keadaan saling berpelukan.

Dari cerita Rukmini tersebut sudahkah kalian sadar? Bahwa seorang ibu rela mengorbankan dirinya agar sang anak dapat selamat. Tetapi sang anak menolak, karena sadar bahwa surga ada ditelapak kaki ibu. Jika ia meninggalkan ibunya, sama saja ia meninggalkan surganya. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah jangan pernah meninggalkan ibumu tetapi sayangi dan jaga lah ibumu.

Agar kelak kita dapat menggapai surga-Nya. Aamiin

BIODATA PENULIS

Akmal Anggito Awi lahir di kota Magetan, tepatnya di Provinsi Jawa Timur, pada tanggal 26 Mei 2006. Merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Saat ini Akmal duduk dikelas 1 SMA. Akmal telah menghasilkan beberapa tulisan seperti cerpen yang berjudul "Ayahku Pahlawanku" "Kesuksesan Membutuhkan Proses" "Orang Tua Marah? Mungkin Itu Karena Sayang" "Nenekku Tercinta Sudah Tiada" dan masih banyak lagi. Akmal ingin lebih banyak menginspirasi banyak anak di Indonesia untuk menulis. Melalui gerakan nasional satu siswa satu buku (sasisabu). Jika ingin lebih dekat, bisa hubungi Akmal di email [email protected] atau di nomor 085748625547