Oleh: Akmal Anggito Awi

Buku itu bagaikan sebuah almari. Diibaratkan almari, karena merupakan tempat (wadah) untuk menaruh pakaian seperti hem, celana, seragam dan lain-lain. Namun jika itu sebuah buku, tidak lain tempat (wadah) untuk menaruh ilmu.

Kita bisa menaruh tulisan melaui ide-ide/gagasan dan pemikiran-pemikiran di dalam buku dengan apa yang kita miliki dan senangi. Contohnya seperti religi, puisi, cerpen, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Sebaliknya, dengan membaca sebuah buku, kita bisa mengetahui isi dunia hanya dengan ilmu dan pengetahuan. Sehingga dengan begitu, kita akan mendapatkan banyak wawasan dan khasanah.

Ada berbagai macam tentang isi buku, ada kalanya berisi tentang novel dan komik namun juga biografi dan antologi. Dengan membaca buku kita bisa mengetahui banyak hal tentang planet maupun jagad raya dan seisinya, misalnya Planet Mars yang sangat jauh letaknya dari Planet Bumi. Bahkan kita juga bisa mengetahui kondisi planet-planet lain dengan kondisi lengkapnya hanya dengan membaca buku.

Intinya banyak sekali ilmu yang kita dapatkan dengan membaca buku. Maka dari itu tidak ada kurangnya maupun ruginya jika kita membaca buku. Yang terpenting dari sebuah buku yang kita baca, kita bisa mengambil hikmah atau makna dan setelah itu kita dapat berbagi cerita pada orang lain. Dengan begitu, maka kita bisa memberi manfaat buat orang lain karena kita bisa berbagi.

Jika kita membaca jenis buku yang fiksi maupun non fiksi, manfaat yang kita dapatkan juga berbeda-beda. Dengan bijak bacalah buku dengan pilihan materi-materi yang bermakna sesuai dengan kebutuhan dan keinginan serta usia kita.

Disinilah makna sebuah kemampuan literasi, karena dengan membaca buku seterusnya kita juga bisa menulis. Ini berarti, selanjutnya kita juga bisa berkarya dengan sedikit demi sedikit atau setahap demi setahap. Dengan berlatih dan bersikap sabar serta teliti, maka akan tercapai apa yang kita inginkan, dan terwujud dalam semua tulisan.

Mempelajari dan menekuni karya tulis dengan membaca buku diiringi dengan usaha keras maka hasilnya tentu akan memuaskan. Meskipun, mungkin ada sebagian orang yang tertarik dan suka membaca buku dan ada yang tidak suka membaca buku. Seiring berjalannya waktu, dan berkembangnya alat komunikasi dan komunikasi, contohnya seperti internet dan gadged (smart handphone) dengan macam-macam aplikasinya.

Saat ini, banyak orang lebih memilih menggunakan dan membaca informasi (berita) di media sosial lewat media handphone, dibandingkan dengan membaca buku. Maka dari itu program sasisabu (satu siswa satu buku) ini sangat membantu siapapun pelajar (siswa).

Bagi para siswa atau pelajar lain yang masih senang membaca lewat media handphone maka komunitas sasisabu (satu siswa satu buku) dari Media Guru Indonesia (MGI), pimpinan Kakak Mohammad Ihsan dan kawan-kawan ini, dapat menjadi wahana altrenatif (pilihan) untuk gemar menulis dan membaca.

Melalui program sasisabu (satu siswa satu buku) ini pula saya memiliki keinginan suatu saat memiliki sebuah buku tunggal, bukan lagi buku antologi yang sebelumnya saya sudah memenangi perlombaan pada bulan Maret yang lalu dengan tema “Kami Rindu Bersua.”

Karena saya punya keyakinan dengan menghasilkan karya berupa buku, suatu saat kelak, meski saya sudah tiada saya akan dikenal bahkan dikenang oleh dunia. Aamiin...

BIODATA PENULIS

Akmal Anggito Awi lahir di kota Magetan, tepatnya di Provinsi Jawa Timur, pada tanggal 26 Mei 2006. Merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Saat ini Akmal duduk dikelas 3 SMP Negeri 4 Magetan Provinsi Jawa Timur. Yang sebentar lagi akan memasuki jenjang SMA. Akmal telah menghasilkan beberapa tulisan seperti cerpen yang berjudul "Ayahku Pahlawanku" "Kesuksesan Membutuhkan Proses" "Orang Tua Marah? Mungkin Itu Karena Sayang" dan masih banyak lagi. Akmal ingin lebih banyak menginspirasi banyak anak di Indonesia untuk menulis. Melalui gerakan nasional satu siswa satu buku (sasisabu). Jika ingin lebih dekat, bisa hubungi Akmal di email [email protected] atau di nomor 089656912127