GURUKU PEMBERI HARAPAN BARU BAGI MASA DEPANKU

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, ia mengajar dan mendidik murid-muridnya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Betapa mulianya jadi seorang guru, betapa pedulinya ia kepada anak didiknya. Bahkan terkadang ia rela mengesampingkan kepentingannya demi memberikan ilmu pengetahuannya kepada muridnya.

Aku dulu waktu SD pernah dibilangi oleh guruku, bahwa profesi yang paling mulia itu bukan bukanlah polisi, tentara, dokter, maupun yang lainnya. Tetapi profesi yang paling mulia ialah guru. Tanpa guru kita semua tidak bisa apa-apa. Kita tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung. Maka dari itu, pantaslah guru disebut dengan pahlawan tanda jasa.

Menjadi guru tidaklah semudah yang kita bayangkan. Menjadi guru membutuhkan tenaga ekstra. Menjadi guru butuh kesabaran dan keikhlasan yang besar dalam mengajar murid-muridnya. Tidak sedikit murid-muridnya yang nakal, oleh karena itu, kesabaran sangat dibutuhkan untuk menghadapi murid-murid seperti itu.

Saya memiliki salah satu guru yang sangat sabar yaitu Bu Sri Wahyuni yang kerap dipanggil Bu Yuni atau Bu Yuyun. Beliau guru yang mengajariku bagaimana cara menulis yang benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Bu Yuni sering kali mengajakku untuk mengikuti lomba menulis. Bu Yuni memiliki semangat literasi yang sangat tinggi. Hampir setiap mengajar, beliau selalu mengajak anak-anak untuk menulis. Usaha itu membuahkan hasil yaitu MTsN 2 Jember bisa menjadi pemenang terbanyak dalam lomba menulis di Mediaguru. Bahkan berkat kerja keras antara beliau dengan Ibu Kepala Madrasah Bu Nur Aliyah, MTsN 2 Jember bisa menjadi madrasah model literasi di pertemuan nasional guru penulis yang diadakan di Jakarta kemarin.

Aku juga memiliki guru yang cara mengajarnya sangat menyenangkan yang menjadikannya sebagai salah satu guru ter favorit di madrasahku. Beliau adalah Bu Haniyatun yang kerap dipanggil Bu Han. Beliau adalah guru mata pelajaran bahasa Arab. Bu Han memiliki cara mengajar yang unik. Beliau lebih sering mengajar sambil bermain daripada menerangkan materi di kelas yang terasa membosankan. Hal itulah yang membuat anak-anak menjadi senang/betah belajar bahasa Arab menjadikannya guru favorit. Metode mengajar Bu Han sebaiknya dicontoh oleh guru-guru lainnya karena anak-anak itu lebih suka bermain daripada belajar.

Aku juga punya guru seni yang bernama Pak Ridwan yang biasanya dipanggil Pak Ucok oleh anak-anak. Beliau telah mengajariku apa itu seni yang sebenarnya. Beliau mengajariku bagaimana cara bermain musik dengan cara yang baik dan benar. Sama seperti Bu Han, beliau juga menggunakan metode belajar sambil bermain yang membuat pelajaran di kelas terasa asyik dan tidak membosankan.

Di balik orang yang pintar, pandai, cerdas, berprestasi, dan sukses pasti ada guru yang sangat berjasa yang telah membimbingnya. Aku berharap semoga ilmu yang telah diberikan guru bisa bermanfaat bagiku kelak kedepannya. Terima kasih guruku engkaulah pelita dalam hidupku, engkaulah pembimbingku, engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa. Guruku, terima kasih atas semua pengorbananmu.

BIODATA PENULIS

Hai teman-teman literasi se-Nusantara! Perkenalkan nama saya Akhdan Fakhri Zulhanni. Saya lahir di Jember, 16 Agustus 2007. Saya adalah seorang pelajar kelas 9 di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Jember. Hobi saya adalah fotografi, musik, dan Pramuka. Bila ingin kalian ingin kenalan, bisa hubungi saya via

WA : 081259210456

Instagram : @akhdanfakhri_

Facebook : Akhdan Fakhri

Tik Tok : akhdanfakhri_160

Email : [email protected]