Ajeng Safitri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SELAMAT TINGGAL RADEN INTAN

SELAMAT TINGGAL RADEN INTAN

November 2003 awal Zea mulai mengirup oksigen di kota tapis berseri. taukah kamu kenapa diberi nama tapis berseri? itu adalah nama lain dari kota bandar lampung, dengan keindahan siger lampung yang begitu wibawa, simbol dari sebuah suku dan adat istiadat.

Bandar Lampung merupakan metropolitan terbesar ke-3 di Sumatra. 10 putra lampung telah berhasil menjadi pemimpin dan menjadikan kota ini kota besar, begitu banyak tempat wisata yang bisa di kunjungi, terkadang sampai binggung ingin berlabuh kemana.

Rumah zea bertepatan sekali dirusuk bandara yang bernama Raden Intan, makanya zea selalu menyebutkan nama Raden Intan. Banyak bukan sebutan untuk kota ini? Tentu saja iya!

Zea tidak begitu banyak mengetahui tentang sejarah ini, tetapi setidaknya dia telah mengenal berbagai macam kebiasaan yang ada di daerahnya. Gadis muli itulah yang sering terlontar dari mulut orang-orang, dan itulah sebutan untuk gadis kecil Lampung.

Zea sangatlah berbeda dengan teman-temannya yang lain. mulai dari pergaulan, berpakaian, cara berbicara, dia lebih mencolok ke pada sifat laki-laki. Dan itu pulalah yang terkenal dengan sosok zea selain itu zea juga adalah anak yang keras kepala, sulit sekali untuk diatur.

Pagi ini zea akan memulai hari pertama dia masuk sekolah seperti biasanya, zea sangat malas sekali untuk bangun pagi. Dengan sabarnya seorang ibu membangunkan dia untuk bersiap-siap pergi sekolah.

"Zea, bangun nanti terlambat sekolah." Ucap ibu membangunkan zea

" Iya Bu," ucapannya masih dalam posisi tertidur

Zea tak langsung bergegas bangun, tapi dia malah melanjutkan tidurnya, sampai-sampai ibu geram melihatnya.

"Zea, ya ampun kalau terlambat jangan marah dengan ibu yaa."

Suara mengancam zea, mau tak mau. Zea segera bangun berjalan menuju kamar mandi dengan mata masih terpejam, ibu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tak lama usai zea mandi, sarapan pun telah siap ibu hidangkan. Zea sudah terlihat rapi, dia melihat kakaknya yang sedang duduk menikmati sarapan paginya, zeapun bergegas mendekati dan dia duduk di samping kakaknya, yang sering dipanggil dengan nama Andi. Dengan sengaja dia menyenggol tangan kakaknya, sehingga nasi yang ingin di makan kakaknya jatuh dari tangan si kakak.

"Aduh, maaf-maaf tidak sengaja." Ucap zea, padahal dia sengaja melakukan itu. Kakak zea hanya melototkan matanya melihat zea, karna dia sudah paham dengan kelakuan zea adiknya. Dan zea pun menutup mulutnya sambil terkekeh tertawa.

"Zea, jangan membuat ulah pagi-pagi, cepat habiskan makananmu." Ucap ibu

" Iya Bu," jawab zea sambil senyum-senyum melihat kakaknya yang sibuk dengan makananya yang terbuang tadi.

Tak lama dari itu, zea dan andi kakaknya pergi ke sekolah. Tetapi lebih dahulu andi dari pada zea, karna zea lama sekali untuk memasang sepatu dan berjalanpun sengaja dia lambat-lambatkan. Zea memang begitu, semua ada saja pada dirinya. Diperjalanan zea nampak Bibinya yang sedang menyapu halaman rumah

"Zea, mau pergi sekolah ya?" Zea tersemyum mengiyakan

"Rapi sekali zea" tak lama suara itu terdengar

"Eh, iya." Jawab zea malu-malu

Sesampainya zea di gerbang sekolah, dia merasa ada yang berbeda. Zea melihat anak-anak sebayanya dan ada pula yang lebih besar darinya melalu-lalang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Walaupun dia anak yang bisa di bilang cukup nakal dan usil, tapi dia masih mempunyai rasa takut dan gugup untuk memasuki wilayah sekolah itu sendirian. Kebetulan dia satu sekolah degan andi kakaknya, dia melihat kanan-kiri mencari sosok seseorang yang dia cari, yaitu andi tadi.

"Uh, kemana sih dia, cepat sekali hilangnya." Ucapnya geram

Mau tak mau zea harus masuk ke dalam sendirian, dia melihat papan yang yang bertulisan SDN 1 Branti Raya. Lonceng masuk pun langsung berbunyi, zea harus bergegas berjalan menuju ruangannya. Masalahnya sekarang dia belum tau harus masuk ke ruangan yang mana. Tapi beruntungnya ada teman bermain zea dirumah yang melihatnya.

"Zea," sapa temannya. Zeapun langsung menoleh ke belakang

"Eh, Sa," kamu sekolah di sini juga? Tanya zea.

"Iya, ze." Jawab nisa

"Kamu tau kelasnya yang mana?" Tanya zea

"Ya tau dong, sini ikut aku."

Mereka berdua pun pergi menuju kelas, zea mengikuti nisa dari belakang. Ketika zea masuk ke dalam kelasnya, ternyata dia melihat temannya yang lain pula. Vita, mereka saling melihat dan membalas dengan senyuman.

"Pagi Semua." Sambut salah satu guru memasuki kelas

"Pagi Bu," murid menjawab dengan serentak.

"Gimana, sudah ada yang kenal dengan teman-temanya? Tanya guru itu

"Belum Bu," jawab salah seorang murid.

Oke, ibu akan memperkenalkan nama ibu dan kalian perkenalkan pula nama kalian, supaya ibu dan teman-teman yang lain tau panggilan kalian semua apa.

Berlangsunglah acara kenal perkenalan dalam kelas tersebut, nama ibuk itu adalah Rini, mereka asik sekali dengan canda tawanya, sampai tak sadar bahwa waktu telah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka pulang ke rumahya masing-masing.

Sampainya zea di rumah dia langsung bergegas masuk ke dalam kamar, tanpa komando apa-apa dia langsung saja melemparkan tasnya ke atas kasur dan meletakkan pakaiannya di atas kursi, hari ini zea tidak pulang bersama andi.

"Zea, rapikan kamar mu. Jangan dibiasakan meletakkan sesuatu sembarangan." Suara ibu memanggil zea, zea pun langsung ngacir berlari.

Memang sudah kebiasaan zea, jika dia pulang sekolah selalu saja membuat onar seisi ruamah. Dia pergi keluar rumah untuk pergi bermain bersama teman-temannya. Merekapun bermain dengan asik, tak terasa hari telah menunjukkan pukul 05:00 sore. Sedikit demi sedikit teman-teman zea pulang ke rumah masing-masing, dan zea pun ikut pulang bersama vita.

"Nisa, aku pulang dulu ya! Besok kita lanjutkan lagi, Ok?."

"Oke Ze, jawab nisa.

"Vit, yuk kita pulang?" Vita hanya mengiayakan

Sampai di persimpaangan jalan, zea dan vita harus berpisah karna rumah mereka berdua tidaklah searah.

"Ze, aku duluan ya?" Ucap Vita

"Iya Vit," jawab zea. Jangan lupa besok kita main lagi! Vita hanya mengacungkan jempolnya.

Sampai di rumah zea langsung bergegas mandi, karna dia tidak tahan dengan bau badannya.

"Zea, buruan dong kebelet nih." Ucap andi

"Yee, ze baru masuk." Aduh cepat dong zea. Zea hanya tertawa mendangarkan suara kakaknya yang sudah tidak tahan lagi untuk mengeluarkan zat sisanya. Zea pun keluar dari kamar mandi.

" uhh, lama banget," ucap andi dengan nada kesal

Zea hanya menjalurkan lidahnya, lalu berlari ngacir untuk menghindari pukulan andi.

Dengan senangnya zea telah mengganggu kakaknya, dasar zea usil.

Zea anak yang sangat sulit sekali untuk diatur, pemarah, suka ngambek, jadi apapun kebaikan yang disampaikan terkadang dia suka tidak terima. Tetapi walaupun begitu, masih ada sisi baiknya di balik sosok zea yang usil itu. Dibandingkan dengan kakak-kakaknya, zea anak yang suka menghemat uang, penyayang, terkadang pun dia suka tidak tegaan. Dan kebetulan zea masih mempunyai satu adik kecil dari situlah zea menjadi anak yang penyayang.

Waktu cepat berlalu, malam bergulir menjadi pagi. Dimana saatnya zea dan kakakny melakukan aktivitas biasanya yaitu pergi ke sekolah, melaksanakan tugasnya sebagai murid. Suatu hari pernah terjadi kejadian yang sangat buruk bagi zea, taukan zea memang anak yang pemalas, jarang belajar, sehigga terjadi hal yang tidak pernah dia inginkan.

"Kak," sapa zea kepada kakak sulungnya

"Iya, ada apa?." Jawab sang kakak

"Zea ada PR, tolong ajarkan dong besok mau di kumpulkan.

Dan pas pula PR yang sedang zea kerjakan adalah pelajaran yang sangat tidak zea sukai, pelajaran yang dianggap musuh bagi zea. Matematika, iya itulah PR zea. Tambah lagi zea tidaj hafal akan perkalian, pembagian, dan kuadrat-kuadrat dalam matematika.

Kakak zea terkenal dengan watak pemarah dan keras kepala sama seperti zea. Dengan kepandaiannya, kakak zea mengajarkan cara belajar dengan baik, semua cara untuk menjawab soal-soal telah di ajarkan kepada zea. Zea diminta oleh kakaknya untuk mengerjakan soal yang ada, tapi alhasil zea hanya terdiam dan nampak kesulitan untuk menyelesaikannya. Pada saat itu zea tidak sendiri, dia bersama temanya yang bernama ahmad.

"Sudah siap zea?" Tanya kakak

Zea hanya diam mengelengkan kepalanya, "Lah kok belum selesai juga, tadikan sudah di ajarkan" ucap kakak zea.

Kenapa zea tidak bisa mengerjakan soal itu? Jawabanya hanya satu. Karna zea dia kurang berlatih mengerjakan soal-soal yang ada, dan diapun menganggap itu sebagai musuh terberatnya.

"Sudah siap Ze?" Tanya kakak untuk ke 2 kalinya.

"Belum Kak," jawab zea lirih

Entah kenapa kakak zea langsung saja marah, mungkin karna sudah tidak tahan lagi melihat zea yang dari tadi di suruh mengerjakan satu soal saja tidak sudah-sudah. Padahal kakak zea telah mengajarkan caranya, dan kawan zea pun hanya terdiam.

Kakak zea langsung berkata bahwa dia akan mengirimkan surat ke guru yang mengajar zea, karna kakak zea belum puas akan hasil belajar zea yang seperti ini, kakak zea berpesan kepada ahmad.

"Tolong berikan surat ini kepada guru yang mengajar di kelas zea, ya mad? Katakan saja ini dari kakak zea, meminta tidak usah di naikan zea ke kelas berikutnya.

Zeapun terkejut akan apa yang disebutkan kakaknya barusan, dia tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Zea hanya bisa diam dan menangis, esok harinya zea pergi ke sekolah seperti yang dia bayangkan hari ini akan menjadi hari terburuk ke 2 dia harus menahan malu di depan banyak temannya. Karna pesan yang diberikan kakaknya itu, dan tanpa basa-basi guru yang mengajarkan zea langsung menbacakanya. Zea hanya tertunduk diam dan mengelurkan air mata

"Sudah Zea, tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja," ucap teman sebangku zea kepadanya. Zea hanya mengangguk.

Itulah peristiwa yang sangat tidak di inginkan oleh zea, tpi mau bagaimana lagibsemua sudah terjadi.

***

Tak terasa kini zea telah duduk di bangku kelas VI. Tak lama lagi dia akan segera lulus dari sekolahnyat, berbagai macam lika-liku perjalanan telah dia hadapi. Belum cukup sampai disini, situasi sulit yang harus zea hadapi, kini zea harus mengambil keputasan untuk melanjutkan studinya. Dia harus memilih akan melanjutkan sekolah di tempat tinggalnya sekarang atau dia harus hijrah ke Sumatra Barat. Mau tidak mau dia harus memilih jalan terbaik demi mewujudkan impiannya.

"Zea, jika kamu ingin menjadi oranh yang sukses, kamu harus rela berkorban." Ucal ibu

"Bu, apakah ini jalan yang harus zea tempuh?" Ibu hanya tersenyum

Tetapi semua tidaklah selesai begitu saja, masik banyak pertimbangan pihak-pihak lain untuk melepaskan zea pergi, zea memang sudah memutuskan untuk pergi tapi ayah zea masih berat hati untuk melepaskan zea pergi. Walaupun ayah zea terkadang suka cerewet, tapi itulah yang namanya orang tua demi kebaikan anaknya apa saja pasti akan mereka lakukan, selagi mereka mampu.

Kelulusa SD pun akan segera tiba, Guru dan pihak-pihak sekolah akan memutuskan kegiatan apa yang akan dilaksanakan. Semua terlihat gembira karna akan mengadakan sebuah acara, tetapi di sisi lain mereka juga sedih karna akan berpisah untuk melanjutkan perjuangannya masing-masing.

Beberapa hari dari itu, mereka sudah mendapatkan keputusan bahwa mereka akan pergi ke pantai mutun, dengan gembiranya mereka bersorak. Esok harinya pun mereka pergi ke pantai mutun dengan riang mereka beryannyi, tertawa, menyantap waktu yang bahagia ini.

***

Selesai sudah acara yang telah di laksanakan, kini saatnya zea harus pergi ke kota tempat dia akan hijrah, dia pergi tidak sendiri tetapi dia ditemani oleh ibunya.

"Baik-baik disana ya?" Ucap sang ayah dengan nada lirih, zea hanya mengangguk meneteskan air mata

Kini zea telah berada di dalam mobil tidak lama lagi dia akan berangkat, dia tak henti-hentinya meneteskan air mata, pas sekali dia duduk di tepi dekat dengan jendela. Dan dia melihat keluar tampak langsung oleh matanya gerbang jalan yang bertulisan Raden Intan, zea berkata dengan lirih dalam hatinya "Selamat Tinggal Raden Intan, kota kelahiranku."

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post