Bab 1 : Just A Normal Life | The Truth - Aisha K.S.
*Gambar di atas bukan milikku, ini ada di : https://www.pinterest.es/pin/406098091407081631/
Bab 1
Just A Normal Life
----------------------------------------------------
“Kak Kiane…Ayo bangun! Nanti telat, loh!” kata seorang laki-laki di sebelahnya.
Kiane bisa merasakan tepukan yang halus di pundaknya.
“Hm..? Tidak..mau…” Kiane menggulung badannya dengan selimut, ia memutar-mutar badannya sampai ke tembok sebelah tempat tidur.
Laki-laki itu pun kesal dengan apa yang Kiane lakukan, “Sumpah kakakku ini…Kebiasaan susah bangun tidurnya itu benar-benar harus dihentikan!” pikir laki-laki itu sambil menepukkan selimut Kiane.
“Kilu, Kiane, Ayo makan!” Terdengar suara seorang wanita tua di lantai bawah, lebih tepatnya di dapur. Rumahnya kecil jadi bisa terdengar suara di lantai bawah.
“Bentar, Nek! Kak Kiane susah bangunnya!” teriak Kilu sambil menepuk selimut Kiane lebih keras. Namun karena badan Kiane tergulung dengan selimut, tepukan Kilu itu masih halus bagi Kiane.
Kilu pun sadar dengan tepukannya, “Dasar kakak!” pikirnya sambil melihat Kiane yang masih tidur pulas.
“Oi, bangun! Nanti aku makan sarapan Kak Kiane juga, loh!” goda Kilu yang masih menepuk selimut Kiane.
Begitu Kilu mengatakan itu, matanya Kiane langsung terbuka, “Jangan sarapan akuu!” teriak Kiane sambil melihat ke adiknya.
Kilu sempat terkejut karena mengira itu hantu. Namun Kilu jadi punya ide, ide untuk membuat Kiane bangun dari tempat tidur.
Tapi ide itu sangat berbahaya bagi hidup Kilu, “Demi masuk sekolah tidak telat!” pikir Kilu sambil menghembuskan napasnya.
Kilu pun mulai melakukan idenya..
“AAA HANTUU!!” teriak Kilu sambil berpura-pura takut dan lari menuju pintu kamar Kiane.
“HAH, DI MANA??!!” Seperti dugaan Kilu, kakaknya langsung bangun dari tempat tidur. Bahkan Kiane lari menuju sampingnya Kilu.
Kilu pun menjawab, “Ada nih, di sampingku,” sambil menjulurkan lidahnya lalu lari dari kamar Kiane.
Itu butuh beberapa detik untuk membuat Kiane sadar bahwa maksud Kilu itu Kiana adalah hantunya. “HEI, MAU KE MANA KAMU?!” Kiane pun mengejar Kilu.
Nenek mereka yang berada di dapur bisa mendengar Kilu dan Kiane saling kejar-kejaran. Walaupun di rumah kecil ini hanya terdapat tiga orang, suasana di rumah selalu berisik karena kakak adik ini.
Kiane dan Kilu sudah lama tinggal bersama neneknya, bahkan sejak Kilu masih umur 3 tahun. Orangtua mereka sudah meninggal karena terkena kecelakaan mobil. Waktu itu, Kiane dan Kilu dititipkan kepada Neneknya karena orangtua mereka masih dalam perjalanan pulang dari kantor. Neneknya benar-benar tidak duga ketika mendengar orangtua mereka meninggal, apalagi Kiane dan Kilu.
Sudah 10 tahun sejak kecelakaan itu terjadi, sekarang Kiane sudah umur 15 tahun sedangkan Kilu umur 13 tahun. Walaupun mereka beda umur, hubungan mereka sebagai kakak adik itu sangat spesial.
Nenek masih mendengar Kiane dan Kilu kejar-kejaran, “Haduh, anak-anak..” sambil menghembuskan napasnya.
Namun sebenarnya Nenek kadang-kadang suka dengan suasana itu, “Sekali-kali rasanya enak suasana di rumah tidak sepi”, pikirnya sambil tersenyum dan mengaduk sop ayam untuk sarapan Kiane dan Kilu.
***
“Terima kasih sop ayamnya, Nek!” Kiane cium pipinya Nenek.
Kilu juga ikut mencium lalu berkata, “Sopnya enak bangat, Nek!”
Akhirnya Kiane dan Kilu sudah selesai sarapan. Ketika mereka saling kejar-kejaran tadi, lama-lama mereka sudah lelah.
“…Next time I’ll catch you..” kata Kiane yang sudah ngos-ngosan.
“We’ll see..” jawab Kilu sambil senyum licik.
Beberapa detik kemudian mereka tertawa lalu bertepuk tangan.
Sekarang Kiane dan Kilu mulai berangkat ke sekolah. Setelah berpamitan dengan Neneknya, mereka pun mulai berjalan. Karena rumahnya dekat dengan sekolah, Kiane dan Kilu hanya perlu jalan kaki saja.
Ketika sudah sampai di sekolah, Kiane dan Kilu segera menuju kelas masing-masing. Kelasnya Kilu berada di lantai kedua, sedangkan Kiane berada di lantai ketiga….dan paling ujung.
Karena itu, Kiane kadang-kadang sudah ngos-ngosan ketika masuk ke kelas, begitu juga dengan murid lain di kelasnya.
Ketika Kiane sedang naik tangga, ia mendengar seseorang memanggilnya dari belakang, “Kianeee, tunggu akuu!”
Kiane mengenal suara itu, ia pun melihat belakang. Dugaan Kiane betul, yang memanggilnya adalah satu-satu temannya di kelas, Lara.
“Oh, hai, Lara!” sapa Kiane sambil senyum.
Lara merangkul tangannya di punggung Kiane, “..Hai”, jawab Lara sambil ngos-ngosan.
“Kita masih di tangga lantai pertama, kok kamu udah ngos-ngosan?” tanya Kiane yang melihat kondisi Lara sekarang.
“Tadi aku bangun telat jadi aku buru-buru ke sini..Aku juga belum makan sarapan,” jawab Lara lalu menghembuskan napasnya dengan sedih.
Kiane malah tertawa, “Makanya jangan tidur malam-malam,”. Sebenarnya Kiane juga sering bangun telat, namun berkat Kilu yang selalu bangun Kiane jadinya Kiane tidak telat ke sekolah.
“Iya, iyaa!” Lara menyilang kedua tangan lalu cemberut karena Kiane malah tertawa.
Sebenarnya melihat Lara seperti itu membuat Kiane makin tertawa, karena Lara terlihat lucu. Tapi Kiane coba menahan tawa, ia tahu Lara pasti bakal benar-benar marah kepadanya.
“Kalau begitu, mau lomba gak? Yang kalah, harus beliin makanan untuk kita berdua nanti pas jam istirahat,” ajak Kiane dengan senyum licik.
Seketika Lara menjadi penuh semangat, “OKE OKE, AYOO!!” teriak Lara dengan mata berapi-api. Orang-orang di sekitar Kiane dan Lara pun melirik.
Kiane pun menepuk pundak Lara, “Oi, jangan teriak, Lara….Eh, Lara, kamu kenapa?”, Kiane melihat Lara yang sedang menundukkan wajah.
“Hei, tidak apa-apa kalau kamu teriak gitu jadi jangan sedih-”, perkataan Kiane terpotong dengan Lara, “Flash mode on, Bismillah!”
*Catatan : Maksud Lara dalam ‘Flash’ itu superhero dari film yang bisa lari sangat cepat.
“Hah?” Kiane bingung ketika mendengar itu.
Tiba-tiba Lara mulai lari ke atas, “Lombanya mulai dari sekarangg!” teriaknya.
Kiane yang tertinggal pun marah, “OI, ITU CURANGG!” teriak Kiane sambil ikut lari.
Ketika Kiane sudah sampai di kelas, ia melihat Lara yang sudah duduk di bangku.
Lara tersenyum melihat Kiane yang baru datang, “Aku menaangg, hehe,” katanya.
“Hari ini doang aku biarkan,” Kiane menghembuskan napasnya lalu duduk di bangku.
Tak lama, pelajaran pertama pun mulai..
***
“Oh ya, nanti ketika pelajaran kedua, ada murid baru yaa! Kalian harus baik kepada murid baru itu”, kata Bu Guru sebelum pelajaran pertama berakhir.
Kelas pun menjadi ramai karena penasaran dengan murid baru itu.
“Wah, kelas kita ada murid baru,”
“Cewe atau cowo ya?”
“Semoga cowo yang ganteng! Please!”
“Eww!”
“Kayaknya cewe deh”
Lara juga ikut dengan yang lain, namun Kiane hanya diam.
“Hmm, murid baru…Entah kenapa aku jadi merasa ada firasat yang aneh nanti”, pikir Kiane.
“Tapi itu hanya perasaanku doang sih”, lanjutnya sambil memandang langit dari jendela kelas.
Beberapa menit kemudian terdengar suara bel, “Pelajaran pertama sudah berakhir, waktu jam istirahat dimulai”, dering bel itu.
“Baik, anak-anak, jangan lupa pelajari lagi apa yang kita belajar tadi yaa!” kata Bu Guru lalu pergi dari kelas.
Yang lain pun mulai membuka bekalnya, ada juga yang keluar dari kelas untuk pergi ke kantin. Di sekolah, kita bisa makan di kantin, taman sekolah, bahkan kelas juga boleh. Namun dengan syarat, harus bersih dan tidak boleh berantakan ketika makan.
Kiane melihat ke Lara dan bertanya, “Kamu pasti mau makan di kelas ya?”.
Lara pun menjawab, “Of course, dongg! Aku mau roti cokelat dan susu putih aja. Makasih ya, Kianee”, sambil senyum.
Kiane menghembuskan napasnya dan menjawab, “Okee”, lalu pergi menuju kantin.
Ketika sudah sampai di kantin, banyak orang yang sudah mengantri untuk membeli makanan atau minuman.
“Waduh, udah rame aja ya,” pikir Kiane sambil mulai mengantri untuk membeli roti cokelat dan susu putih untuk Lara.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Kiane sudah beli. Ia juga membeli makanan dan minuman untuknya sendiri, yaitu roti stroberi dan susu putih.
Sebenarnya Kiane masih ada lagi yang ingin dibeli yaitu cireng, tapi antriannya sangat panjang jadi tunggunya bakal lama. Cireng di sekolah memang sangat populer karena enak bangat.
“Tidak heran mengapa antriannya panjang sih”, pikir Kiane sambil mulai berjalan ke kelas.
***
“Nih, punya kamu,” Kiane memberi roti cokelat dan susu putih kepada Lara.
“Thank youuu!!” Lara langsung mulai makan rotinya dengan lahap.
Kiane yang melihat itu pun tersenyum dan berkata, “Pelan-pelan makannya,” lalu mulai makan roti stroberinya.
Tak lama, Kiane melihat salah satu orang di kelas membeli cireng.
“Guys, ternyata hari ini cireng ada menu baru, loh! Sekarang ada cireng keju!” cerita orang tersebut kepada teman-temannya, dia pun menunjukkan cirengnya di dalam ada keju meleleh.
Begitu melihat itu, Kiane sudah memutuskan. Walaupun Kiane bisa membeli cireng esoknya, ia tidak sabar. Sebentar lagi sudah mulai pelajaran kedua, tapi itu berarti kantin sudah mulai sepi. Antrian untuk membeli cireng pasti berkurang. “I must try now!” pikir Kiane dengan mata berapi-api.
Kiane pun lari menuju kantin, dengan mulut yang masih penuh dengan roti stroberi.
Lara yang sedang meminum susu putih melihat Kiane lari dari kelas, “Lah, anak ini ngapain? Bentar lagi udah mau mulai”.
“Cireng, I’m coming for you!” pikir Kiane.
***
“Jam istirahat sudah selesai, Pelajaran kedua akan dimulai”, dering bel sekolah.
Saat itu, Kiane sedang berjuang lari menuju kelas. Ia sudah membeli cirengnya, dibungkus pula. Sekarang Kiane hanya berharap gurunya belum di kelas, “Semoga gurunya belum sampai di kelas! AMINN! AAMINN!”, pikirnya sambil lari ke kelas.
Ketika sudah sampai, Kiane lansung membuka pintu kelasnya. Ia melihat guru dan seorang gadis yang tidak ia kenal.
Gadis itu dan Kiane saling pandang. Kiane tahu orang lain pasti melihatnya juga, namun ia merasakan suasana yang aneh ketika memandang gadis itu.
“Seakan aku pernah merasakan suasana ini sebelumnya”, pikir Kiane.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar