Ibu, Kasih Sayangmu Selalu Membekas dalam Ingatanku
Ibu, Kasih Sayangmu Selalu Membekas dalam Ingatanku
Oleh:Muhammad Aidil Fattah
Kita semua pasti tahu wanita yang bernama ibu. Beliau merupakan sosok wanita yang sangat berperan dalam kehidupan kita. Beliau yang merawat kita dari kecil. Wanita yang mengandung kita, menyusui kita, dan menyuapi kita makanan dengan sikap yang lemah lembut. Sosok wanita yang menyayangi kita lebih dari apa pun. Bagiku, beliau adalah wanita yang paling istimewa di dunia ini.
Kawan, ijinkan aku bercerita. Ada sebuah peristiwa yang terjadi di sebuah desa kecil. Setiap hari ada sosok wanita yang menyiram bunganya dengan penuh kasih sayang. Dia juga selalu mengasihi anaknya. Ketika malam tiba, dia mendongengkan sebuah cerita. Siapakah dia? Ya, itulah ibuku.
Pada suatu hari, aku dibangunkan dari tempat tidurku olah ayah. Entah kenapa wajah ayah saat itu sangat sedih. Beliau berusaha tersenyum saat aku membuka mata. Dia memberitau hal yang tak aku pahami. Waktu itu aku merasa masih terlalu kecil untuk bisa memahami ucapan ayah. Yang kuingat kala itu ayahku berkata dengan wajah yang sangat sedih. Kata beliau, ibuku berada di rumah sakit untuk menjalani perawatan. Waktu itu aku tak paham sedikit pun. Aku berpikir bahwa ibuku akan pulang esok hari, dan kembali menggendongku.
Hari demi hari pun berlalu. Aku yang bermain dengan gembira di rumah tanteku, jadi lupa dengan ibuku. Tiba-tiba aku mendengar suara mobil yang sangat keras. Aku heran, kenapa orang-orang pergi mengikutinya. Tanteku menggendongku. Dia berkata akan membelikanku susu. Sesampai di rumah, aku melihat orang-orang berkumpul di rumahku. Dalam hatiku bertanya-tanya mengapa orang-orang itu merasa kasihan denganku. Lalu, aku digendong oleh paman dan dibawa mendekati ibuku yang tidur menggunakan selimut. Dia tak kunjung bangun. Orang-orang di sekitarku meneteskan air matanya. Setelah itu pamanku memberi tahuku bahwa ibu telah meninggal dunia. Aku pun kaget dan mulai berteriak serta meneteskan air mata. Susu yang diberikan oleh tanteku tumpah tak bersisa.
Waktu itu aku tak mengerti. Aku bertanya-tanya mengapa semua orang menangis karna ibuku telah meninggal. Padalah aku berpikir ibuku pasti akan bangun dan menggendongku kembali. Ibuku hanya tidur, begitu pikirku waktu itu.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai mengerti mengapa orang-orang menangis dan mengapa mereka kasihan kepada diriku. Sekarang aku tahu, bahwa orang yang meninggal itu takkan pernah kembali. Ibu, aku sangat menyesal atas apa yang kulakukan kepadamu waktu kecil dulu. Aku tak banyak mengenal dirimu, bahkan aku tak dapat membalas kasihmu sedikit pun. Sekarang hari-hariku terasa sangat berat. Terkadang aku merasa iri kepada temanku yang berpegangan tangan dengan ibunya. Kadang sempat terlintas pertanyaan di benakku, “Mengapa kau tega meninggalkanku sendiri, Ibu?”
Aku sering berkhayal, andaikan ada ibu, hari-hariku yang mendung pasti akan berubah menjadi hari yang sangat cerah. Teringat jelas di benakku, ketika kau tersenyum sambil memelukku. Betapa bahagianya diriku kala itu. Andai waktu itu bisa kuulang kembali, andai kau tak meninggalkanku waktu itu, dan andai senyumanmu masih bisa kunikmati, pasti aku akan bahagia sekali. Ibu. ketika mengingat mu tanpa sengaja air mataku selalu berjatuhan. Jujur selama ini diriku merasa lelah menjalani kehidupan berat ini.
Ibu, kini aku telah remaja. Pikiranku sudah lebih dewasa. Aku sangat bersyukur atas segala yang telah kau berikan. Aku ingin membahagianmu dengan belajar yang baik. Aku yakin engkau di atas sana pasti tersenyum bahagia. Semoga engkau diberi nikmat yang melimpah di alam sana. Terima kasih, Ibu. Kasih sayangmu takkan pernah kulupakan. Selamanya.
Biodata Penulis
Muhammad Aidil Fattah lahir di Jember 20 Oktober 2006. Dia sekarang duduk di
kelas XI MTs Negeri 2 Jember. Yang ingin mengenal dia lebih jauh bisa menghubungi
Email: [email protected]
Wa: 083805365632
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar