4. Qosim

1 Oktober 1894, 21.58

Suara gesekan benar benar mengusik diri Qosim.Ia mulai terbangun karena gesekan itu.Qosim mulai merasakan keganjilan ketika membuka matanya.Ia tak berada di tempatnya tidur.Ia tak dapat melihat apa apa, dan hidungnya tak dapat menahan bau yang cukup menyengat disana.Andre menggeliat setelah sadar tangan dan kakinya terikat.

“Siapa saja lepaskan aku!”Qosim berteriak sekuat tenaga.Tak ada yang menjawab.Hanya angin malam yang melintas.

Lamat lamat, terdengar suara langkah kaki mendekat.Seseorang dengan wajah tertutup datang membawa kapak.

“Hei! Apa yang akan kamu lakukan kepadaku?!”Qosim menggeliat menjauhi orang itu.

Orang itu terus mendekatinya.

“Mungkin ini akan sedikit sakit..”Orang itu mengangkat kapaknya.

Tanpa basa basi, Kapak itu segera menancap keleher Qosim.Rasa sakit luar biasa segera menyengat ke otak dan menyebar keseluruh tubuhnya.Qosim reflex berteriak dan menggulingkan tubuhnya.

“Tolong aku tolong aku!!”Qosim berteriak sia sia dengan darah terus mengalir dilehernya.

Orang itu nampak berjalan mendekat kesebuah telefon kuno diatas meja.Menekan 911 dengan alasan yang tidak Qosim mengerti maksudnya.

Mengapa ia malah menelfon polisi??

“Polisi akan datang menolongmu, jadi tenanglah..”Orang itu segera pergi entah kemana, namun, darah terus terkuras dari tubuh Qosim.