Ahmad Umar Kholifaturrahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Social Deception : Impian [1]

1. Impian

Catatan Poirot Becka, dalam pelayaran dagang 1891

21 Mei 1891

Aku sedang bersiap melakukan pelayaran dagang ke Italia.Ini merupakan perjalanan terakhir yang kulakukan sejak 10 tahun lalu.Rencanaku, setelah ini aku akan menikmati sisa hidupku bersama anak laki-lakiku. Ia baru saja selesai dari pengobatan panjang.Perjalananku ini, hanya untuk membiayai pengobatannya yang begitu mahal. Namun itu tak masalah bagiku, aku hanya ingin senyumannya kembali. Walau bagaimanapun caranya aku pasti menemumuinya. Karena, aku selalu bermimpi bertemu dengannya.

Aku tak pandai menuliskan kisah hidupku, jadi tolong maklumi kisah yang mungkin sangat singkat ini.

23 Mei 1891

Hari ini, merupakan hari ketiga pelayaran. Lautan nampak lebih tenang.meski terjadi sedikit keributan dikapal, akhirnya, mereka semua dapat berbaikan. Hingga malam, tak ada yang menarik untuk diceritakan. Mungkin, cukup sampai disini cerita hari ini.Jadi, selamat malam.

14 Juli 1891

Aku akan tiba di italia, Setelah 55 hari berlayar dilautan. Mungkin, aku akan sibuk mengurus dagangan ketika tiba. Jadi, aku akan bercerita ketika perjalanan pulang.Oh ya, sekarang, seluruh kapal sudah saling berkawan.Tempaan lautan sudah membuat kami berteman.

Sudah dulu ya, dermaga sudah nampak dari jendela tempatku menulis. Bahkan, Kapten kapal sudah berteriak memaki-makiku dari tadi. Jadi, sampai nanti..

15 Agustus 1891

Kapalku akhirnya dapat berlayar pulang. Setelah sebulan berdagang, akhirnya kami mendapatkan untung yang cukup memuaskan. Sekarang, disini sudah sangat malam.Tak ada yang lebih indah dari pada melihat bintang bintang.Kusempatkan menulis disela sela acara makan.semua temanku tertawa melihat kebiasan menulisku ini.Aku tidak masalah dengan itu.Aku hanya yakin, catatanku akan berguna bagi orang lain.Sudah dulu ya, sekarang sudah larut malam.

7 Oktober 1891

Aku tidak tahu sekarang ada dimana.Inggris tinggal sehari perjalanan ketika badai menerjang kapalku kemarin sore. Kapten kapal tak dapat memperkirakan badai itu. Namun, aku dan yang lain masih bisa bertahan. Kami sekarang terdampar ditengah lautan. Kami berusaha menghubungi berbagai tempat. Ada satu orang yang berhasil aku hubungi. Ia berkata akan datang. Namun, sampai aku menulis ini, kami tidak menemukan adanya tanda tanda pertolongan.

7 Oktober 1891

Sekarang sore menjelang malam hari.Tiba-tiba badai datang lagi. Kini, badai yang lebih besar lagi. Aku yakin, aku takkan bisa bertahan lagi.Aku akan tenggelam disini. Aku sudah tidak kuat lagi.teman temanku sekuat tenaga mempertahankan kapal ini. Sia sia. Jadi, cukuplah sampai disini. Sampai jumpa lagi dilain hari.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post