Tanpa Buku Hidup Ambigu

Buku merupakan sederetan tumpukan kertas yang berisi tulisan-tulisan penuh makna yang dapat mempengaruhi ritme pola pikir dan pola tingkah laku seseorang dalam menjalani kehidupan. Bila kompas dijadikan sebagai alat penunjuk arah ketika hendak berkelana, maka Buku menjadi alat paling esensial untuk menemani perjalanan manusia supaya terarah. Masa depan tidaklah bisa disulap dengan bin salabin semata, didalamnya termaktub dinamika hidup yang amat panjang untuk dijalani, butuh persiapan dan modal untuk pendongrak kesuksesan di masa depan. Salah satu amunisi untuk mencapai semua itu adalah dengan membaca, karena buku yang dibaca akan mengantarka seseorang bak seorang raja yang dikawal sedemikian rupa hingga duduk di singgah sana, dimuliakan dan diagungkan. Ada sebuah ungkapan yang layak kita jadikan renungan dalam hidup yaitu “Anda adalah apa yang anda baca”, orang akan dapat menilai diri kita tidak hanya pada tampilan fisik semata yang kamuflase, melainkan pokok penting yang hendak dijadikan penilaian adalah sikap, ucapan yang keluar dari dalam diri yang memancarkan aurah ketajaman berpikir dan pengetahuan yang luas, didalamnya buku sangat berperan akan itu. Semua orang yang dirasa sukses dalam karirnya dalam bidang apapun, presiden, menteri, komisaris, guru, dosen, tokoh dunia, dan lainnya, mereka semua sukses karena punya basic ilmu yang memadai dan mumpuni yang didapat dari berbagai buku yang ia baca.

The founding fathers kita menunjukkan betapa ia mencintai buku layaknya kekasih, soekarno ketika dipenjarakan di digul, teman yang setia menemani adalah buku, dengan bacaan buku yang ia kuasai mengantarkan ia menjadi pemimpin besar yang selalu dan akan dikenang sepanjang masa. Mohammad Hatta juga menampilkan aroma kecintaan dengan buku, konon cinta pertama bung hatta adalah buku, dan mahar dihari bahagianya bersama sang istri juga dimanifestasikan dengan buku. Tidak hanya itu bung hatta juga pernah melontarkan sebuah kata yang patut dijadikan acuan dalam hidup, ‘aku ingin dipenjara bersama buku, karena dengan buku aku bebas’. Buku akan memberikan satu model hidup yang tidak akan kita jumpai dalam realitas hidup yang dijalani, menjadi manusia bebas tanpa dikungkung oleh aturan, etika maupun dogma, dan juga bebas berselancar ke berbagai negara dunia tanpa pakai pasport, visa maupun biaya. Buku yang dibaca hari ini akan mampu mengubah alur hidup yang awalnya gagal menuju tampuk kebahagiaan (sukses), dengan membaca akan diketemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada sehingga jalan buntu sekalipun dapat dibelokkan menuju jalan yang lurus. Saya berpendapat ada dua sub sistem yang mampu mengontrol seseorang agar tidak gagal. Pertama : Menjadikan orang lain sebagai partner dalam aktivitas sosial, lingkup keluarga, bermasyarakat, bahkan bernegara sekalipun. Kedua : Jadikan buku sebagai sahabat sejati dalam hidup, kita mencintai dan ia pun mencintai.

Saya mau ambil point yang kedua terkait buku dijadikan sahabat, mengapa hal ini yang hendak saya suguhkan ke hadapan pembaca budiman karena bersama buku menjadikan hidup seseorang tidak ambigu melainkan tertuju jelas. Oleh karenanya tidak salah kiranya menjadikan buku sebagai suluh dalam menapaki malam yang gelap, tongkat sebagai penopang kesuksesan agar tidak jatuh gagal dan gagal. Saya percaya kita semua begitu yakin bahwa dengan membaca buku mampu mewarnai hidup kita agar lebih berwarna dengan sejuta pesona lika-likunya. Terakhir saya sampaikan bahwa hidup itu adalah pilihan, mau dan kemana kapal yang ditumpangi kita kerahkan tergantung nahkoda dalam diri masing-masing, buku sebagai penunjuk jalan mana kala ombak menerjang, badai menghantam sehingga kita tidak gagal dalam meraihi apa yang di cita-citakan dimasa depan.

Nama: Afza Zafiri el-Hafish,saya bersekolah di MTsN 1 kota Payakumbuh, Sumatra barat