Mencintai Lingkungan Sejak Dini
Menjaga lingkungan selalu ditanamkan sejak kecil oleh orang tuaku dan guru di sekolahku. Di rumah, aku dibiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya, menyapu ruang tamu dan halaman, menyirami bunga, dan membersihkan pekarangan rumah. Di sekolah, setiap hari aku menyapu kelas dan halaman sekolah. Banyak daun yang rontok di depan kelas selalu kami sapu dan kami bersihkan. Kemudian sampahnya kami buang di tempat sampah.
Meskipun pekarangan rumah kami tidak besar, tetapi ada berbagai macam tanaman dan bunga yang ditanam oleh ayahku. Kata ayah tanaman bisa berfungsi sebagai penghijauan dan peneduh. Selain itu tanaman juga berfungsi sebagai penyaring debu, menjaga kelembapan udara, meningkatkan oksigen, dan memperindah rumah.
Sejak kecil, seingatku aku masih bersekolah di TK, aku selalu ikut dalam menjaga lingkungan. Ketika sekolah mengadakan kegiatan menanam pohon aku pun ikut.Aku menanam pohon bersama guru dan teman-teman. Kami menanam pohon jambu di pekarangan rumah siswa dan pohon trembesi kami tanam di pinggir jalan raya.
Guru TK kami juga mengajak kami untuk belajar menanam sayuran di botol plastik bekas. Kegunaan botol plastik ini untuk mengurangi sampah plastik. Setiap hari aku dan teman-temanku wajib menjaga tanaman dengan cara menyiraminya. Setelah waktunya tiba kami memanennya dan kami masak. Kami memiliki program funcooking untuk kegiatan masak bersama.
Selain menanam dan merawat tanaman, sejak usia dini aku juga mendapatkan pengetahuan tentang pemanfaatan limbah plastik. Setiap hari bu guru menyuruh kami mengumpulkan limbah plastik. Kemudian limbah plastik itu kami manfaatkan untuk membuat berbagai macam kerajinan. Misalnya, limbah plastik dari kemasan makanan, kami buat bunga dan gantungan kunci. Sampah gelas plastik kami buat tempat pensil. Sampah botol plastik kami jadikan berbagai mainan dan pot bunga. Bahkan plastik kresek pun bisa kami manfaatkan untuk membuat baju. Hasilnya kami pakai dan kami peragakan pada saat fashionshow di acara kenaikan kelas.
Selain sampah plastik, bu guru juga mengajari kami untuk memanfaatkan limbah kertas. Dengan bimbingan bu guru kami berlatih memanfaatkan limbah kertas untuk membuat kerajinan kapal, pesawat, pigura, dan lain-lain. Wah ternyata sampah pun bisa kita manfaatkan menjadi barang-barang yang berguna. Selain itu bisa juga mengurangi sampah yang menumpuk.
Di depan rumahku mengalir sebuah sungai kecil.Banyak sekali ikan yang hidup di sungai itu. Saat musim hujan, ikan semakin banyak dan warga pun dapat mencari ikan dengan mudah. Namun sangat disayangkan tingkah laku warga yang masih suka membuang sampah di sungai. Akibatnya sampah menumpuk dan sungai menjadi kotor dan keruh.
Sebagai anak sekolah, kami sangat prihatin dengan kondisi seperti itu. Untuk itu, bersama guru dan teman-teman, kami mencegah warga agar tidak membuang sampah sembarangan. Kami memasang poster peringatan “Aku Malu Membuang Sampah di Sungai”. Semoga warga semakin sadar untuk menjaga lingkungannya.
Bumi semakin panas, musim pun menjadi tidak menentu. Banjir terjadi tak mengenal waktu. Terjadi di mana-mana, bahkan di daerah pegunungan. Biota* sungai dan laut punah karena sampah. Semua karena ulah manusia yang tidak mau menjaga lingkungannya. Untuk itu, sejak dini mari kita jaga lingkungan kita agar bersih, rapi, aman, nyaman, dan tenteram.
Keterangan
Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”biota” artinya keseluruhan flora dan fauna yang terdapat di dalam suatu daerah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar